Masalah-masalah yang dialami oleh ibu menyusui

Wednesday, October 20, 2010


Masalah-masalah yang dialami oleh ibu menyusui
Banyak sekali masalah-masalah yang dialami oleh para ibu menyusui terutama bagi para ibu ynag baru melahirkan anak pertamanya. Menyusui merupakan hal yang sangat penting bagi seorang ibu menyusui dan kesehatan bayi. Tidak ada makanan lain yang baik dan tepat untukmenggantikan ASI yang akan diberikan kepada bayi yang baru lahir dikarenakan kondisi usus bayi masih belum sempurna.Akan tetapi banyak para ibu tidak dapat menyusui bayinya yang baru lahir dikarenakan berbagai hal sebagai berikut:
1.  Mastitis 
Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini   biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Abses (nanah) payudara, pengumpulan nanah lokal di dalam payudara, merupakan komplikasi berat dari mastitis. Dua penyebab utama dari mastitis adalah stasis (terhenti) ASI dan infeksi. Patogen yang paling sering diidentifikasi adalah staphilokokus aureus. Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan klorida yang tinggi dan merangsang penurunan aliran ASI. Ibu harus tetap menyusui. Antibiotik (resisten-penisilin) diberikan bila ibu mengalami mastitis infeksius.        
    
Gejala mastitis non-infeksius:
  • Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut
  • Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras di daerah nyeri tekan tersebut
  • Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja
  • Gejala mastitis infeksius:
  • Ibu mengeluh lemah dan sakit-sakit pada otot seperti flu
  • Ibu dapat mengeluh sakit kepala
  • Ibu demam dengan suhu di atas 34 oC
  • Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara
  • Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya (tanda-tanda akhir)
  • Kedua payudara mungkin terasa keras dan tegang “pembengkakan”
Pengobatan:
  • Lanjutkan menyusui
  • Berikan kompres panas pada area yang sakit
  • Tirah baring (bersama bayi) sebanyak mungkin
  • Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik (ibuprofen, asetaminofen) untuk mengurangi demam dan nyeri
  • Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (< 39oC), periksa kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal
  • Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan gejala berkurang.
2. Kandida/sariawan 
Kandida merupakan hal yang biasa terjadi pada ibu yang menyusui dan bayi setelah pengobatan antibiotik. Manifestasinya seperti area merah muda yang menyolok menyebar dari area puting, kulit mengkilat, nyeri akut selama dan setelah menyusui; pada keadaan yang parah, dapat melepuh. Ibu mengeluh nyeri tekan yang berat dan rasa tidak nyaman, khususnya selama dan segera setelah menyusui.Bayi dapat menderita ruam popok, dengan pustula yang menonjol, merah, tampak luka dan/atau seperti luka terbakar yang kemerahan. Pada kasus-kasus yang berat, bintik-bintik atau bercak-bercak putih mungkin terlihat merasakan nyeri dan menolak untuk menghisap

.Pengobatan:
  • Obati ibu dan bayinya
  • Oleskan krim atau losion topikal antijamur ke puting dan payudara setiap kali sehabis menyusui, dan seka mulut, lidah dan gusi bayi setiap kali sehabis menyusui.
  • Anjurkan ibu untuk mengkompreskan es pada puting sebelum menyusui untuk mengurangi nyeri. 
3. Cacar air (virus varisela zoster) 
Kebanyakan ibu dan pekerja rumah sakit pernah menderita cacar air dan tidak beresiko. Ketika ibu mengidap cacar air beberapa hari sebelum kelahiran bayi, bayi menjadi beresiko karena antibodi ibu yang memberikan kekebalan pada bayi belum mempunyai kesempatan untuk berkembang.Perawatan :
Jika ibu sudah pernah mengalami cacar, menyusui akan memberikan antibodi kepada bayi. 
Menyusui tidak perlu dihentikan jika 
  • :Ibu belum pernah mengidap cacar air, ibu dan bayinya harus menerima vaksin varisela jika mereka sudah terpapar.
  • Ibu mengidap cacar air beberapa hari sebelum melahirkan .
Ibu dan bayi harus diisolasi secara terpisah jika neonatus tidak mengalami lesi (hilangnya fungsi suatu bagian). Hanya sekitar 50% bayi yang terpapar akan berkembang menjadi penyakit. Keluarkan ASI jika bayi ditempatkan pada tempat lainjika bayi menderita lesi, isolasi bayi dengan ibu; menyusui tidak dihentikan.

0 comments:

Post a Comment